Di era digital seperti sekarang, lowongan pekerjaan di bidang sosial media semakin menjamur. Coba saja masukkan kata kunci “SOCIAL MEDIA” di salah satu situs pencarian kerja, dan kamu akan menemukan ratusan lowongan terkait. Menariknya, posisi-posisi tersebut hadir dengan berbagai nama keren, terutama karena penggunaan istilah dalam bahasa Inggris. Sebut saja Social Media Specialist, Social Media Strategist, atau Digital Marketing Social Media. Walaupun sebenarnya mempunyai jobdesk masing-masing, dalam realita di dunia kerja intinya tetap satu: menjadi pengelola sosial media untuk sebuah perusahaan.

Daftar Isi
Beragam Nama, Tanggung Jawab Sama
Dari puluhan nama posisi yang terdengar keren, seperti Admin Media Sosial, Content Creator, hingga Social Media Officer, pada dasarnya semua peran ini memiliki tanggung jawab yang serupa. Apa saja kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pekerja di bidang sosial media?
- Mengerti Algoritma dan FYP
Algoritma platform sosial media terus berubah, dan pengelola akun harus selalu mengikuti perkembangan tersebut. Misalnya, di TikTok, konten yang masuk dalam halaman For You Page (FYP) bisa mendatangkan engagement besar. Menguasai cara membuat konten yang bisa “meledak” adalah kunci utama dalam pekerjaan ini. - Kemampuan Copywriting dan Creative Writing
Setiap postingan di media sosial membutuhkan tulisan yang mampu menarik perhatian, baik dalam bentuk caption yang singkat namun mengena, maupun artikel atau blog yang lebih mendalam. Kemampuan menulis kreatif sangat penting dalam membentuk citra dan suara perusahaan. - Mampu Merencanakan dan Mengeksekusi Konten
Bukan hanya menulis, tetapi pekerja sosial media juga harus bisa merencanakan konten, menyiapkan produksi (foto atau video), hingga mengawasi finalisasi sebelum konten tersebut dipublikasikan. - Mengelola Kalender Konten
Setiap bulan, media sosial perusahaan harus punya jadwal yang terstruktur mengenai kapan dan jenis konten apa yang akan diunggah. Mengelola kalender konten membantu menjaga konsistensi serta memaksimalkan engagement. - Up-to-date dengan Tren Konten
Dari filter Instagram terbaru hingga jenis konten viral di TikTok, seorang pekerja sosial media harus selalu mengikuti tren agar konten yang dihasilkan relevan dan menarik bagi audiens. - Menguasai Teknik Videografi dan Editing
Di zaman sekarang, konten berbasis video menjadi raja. Itulah sebabnya, keahlian dalam mengoperasikan kamera, mengedit video, dan tampil percaya diri saat live menjadi nilai tambah yang sangat dicari. - Paham Digital Marketing dan Social Media Ads
Tidak cukup hanya memposting konten, pekerja sosial media juga harus mengerti bagaimana cara mengiklankan konten melalui platform seperti Facebook Ads atau Instagram Ads untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Baca juga: Social Media Specialist vs Social Media Strategist: Apa Bedanya?
Kombinasi Keahlian yang Komprehensif
Jika dilihat dari daftar keahlian di atas, pekerjaan di bidang sosial media membutuhkan kombinasi keahlian yang sangat komprehensif. Seorang pengelola media sosial tidak hanya harus bisa menulis dan riset, tetapi juga harus paham desain, fotografi, editing video, serta evaluasi performa konten. Beberapa perusahaan bahkan menambahkan kualifikasi tambahan seperti memahami SEO (Search Engine Optimization), SEM (Search Engine Marketing), dan SCM (Supply Chain Management) ke dalam daftar kemampuan yang mereka cari.
Pertanyaannya sekarang, dengan banyaknya keahlian yang harus dikuasai, apakah kompensasi yang ditawarkan sepadan? Sayangnya, sering kali perusahaan menawarkan gaji yang tidak sesuai dengan beban pekerjaan yang diberikan.
Peran Media Sosial: Lebih dari Sekadar Posting
Mungkin banyak orang yang berpikir bahwa pekerjaan di media sosial hanya sebatas mengunggah foto atau video di Instagram atau Facebook. Padahal, kenyataannya jauh lebih kompleks. Seorang Social Media Specialist, misalnya, harus melakukan riset mendalam tentang audiens, mengatur strategi konten, memonitor performa postingan, hingga melakukan audit sosial media untuk memastikan strategi yang dijalankan efektif.
Bukan hal yang aneh jika beberapa orang yang telah menguasai semua keahlian di atas akhirnya memilih untuk tidak bekerja kantoran dan mulai membangun bisnis sendiri. Toh, jika sudah bisa membuat konten menarik, mengerti algoritma, dan memasarkan produk secara digital, mengapa tidak mencoba membuka usaha sendiri?
Tantangan bagi Pekerja Sosial Media
Fenomena lain yang cukup menggelitik adalah perusahaan yang tidak menyadari atau bahkan tidak menghargai betapa luas dan kompleksnya pekerjaan ini. Mereka mungkin menganggap pengelolaan sosial media adalah pekerjaan yang bisa dilakukan dengan mudah oleh siapa saja, sehingga menawarkan gaji yang tidak sebanding dengan keahlian yang dibutuhkan.
Di sisi lain, banyak perusahaan yang masih memiliki pemahaman bahwa pekerja sosial media hanya bertugas untuk memposting konten, padahal peran mereka jauh lebih strategis dalam membangun citra perusahaan dan berinteraksi dengan audiens secara online. Karena itulah, penting bagi perusahaan untuk lebih menghargai peran ini dan memberikan kompensasi yang sesuai dengan beban kerja yang ada.
Kesimpulan
Pekerjaan di bidang sosial media mungkin terdengar sederhana, tapi kenyataannya jauh dari itu. Dengan banyaknya posisi yang menggunakan nama berbeda, intinya tetap sama: seorang pekerja sosial media harus memiliki keahlian yang sangat beragam, mulai dari copywriting hingga strategi digital marketing. Namun, sayangnya, masih ada perusahaan yang kurang menghargai profesi ini dan memberikan gaji yang tidak sepadan.