Coretax diluncurkan sebagai aplikasi perpajakan canggih dengan tagline “Menyongsong Era Baru Sistem Perpajakan.” Aplikasi ini diharapkan menjadi solusi modern untuk mempermudah pengelolaan perpajakan di Indonesia. Namun, berbagai cerita dari pengguna menunjukkan bahwa perjalanan Coretax di awal peluncurannya tidak semulus yang dibayangkan.
Daftar Isi
Perjalanan Panjang Menuju Peluncuran
Coretax bukanlah aplikasi yang dirancang dalam waktu singkat. Awalnya, aplikasi ini dijadwalkan meluncur pada awal 2024, tetapi beberapa kali mengalami penundaan. Dari jadwal Juli 2024, akhirnya Coretax resmi diluncurkan pada awal 2025.
Penundaan ini seharusnya menjadi peluang untuk memastikan aplikasi benar-benar siap digunakan oleh Wajib Pajak (WP) dan pihak terkait lainnya. Banyak yang berharap Coretax dapat beroperasi dengan lancar sejak hari pertama, dengan error yang hanya bersifat minor. Namun, kenyataan di lapangan justru menunjukkan sejumlah masalah serius.
Masalah Teknis yang Dihadapi Pengguna
Berdasarkan pengalaman beberapa pengguna dan laporan di lapangan, Coretax menghadapi sejumlah kendala teknis di awal implementasinya:
- Kesulitan Reset Password
Banyak WP mengeluhkan tidak dapat melakukan reset password. Hal ini menghambat mereka untuk masuk ke akun, sehingga aktivitas pajak tidak dapat dilanjutkan. - Fitur Impersonate Tidak Berfungsi
Fitur yang sangat penting bagi konsultan pajak ini belum berjalan sebagaimana mestinya. Akibatnya, mereka kesulitan membantu klien mengelola kewajiban perpajakan. - Faktur Pajak Tidak Bisa Diterbitkan
Masalah ini menjadi keluhan utama banyak pengguna. Ketidakmampuan menerbitkan faktur pajak berdampak langsung pada kegiatan bisnis, terutama dalam hal arus kas perusahaan.
Dampak pada Dunia Usaha
Ketidakmampuan menerbitkan faktur pajak tidak hanya menjadi masalah teknis, tetapi juga berpotensi memengaruhi keberlangsungan bisnis. Faktur pajak merupakan dokumen penting yang sering menjadi syarat pembayaran oleh pelanggan. Jika FP tidak dapat diterbitkan, perusahaan menghadapi dua tantangan besar:
- Perusahaan dengan termin pembayaran panjang mungkin masih memiliki waktu untuk menunggu penyelesaian masalah, meskipun tetap merugikan.
- Perusahaan dengan termin pembayaran pendek menghadapi risiko lebih besar. Mereka membutuhkan dana cepat untuk operasional harian. Jika pelanggan menolak membayar hanya dengan invoice tanpa FP, operasional perusahaan dapat terganggu.
Cerita dari Lapangan
Banyak perusahaan, terutama yang mengandalkan perputaran dana cepat, melaporkan kesulitan menghadapi situasi ini. Beberapa pelanggan bersedia membayar hanya dengan invoice, tetapi sebagian besar tetap mempersyaratkan FP. Kondisi ini menimbulkan dilema bagi vendor yang harus tetap memenuhi pengiriman barang atau jasa, sementara tagihan mereka tertahan.
Dalam skenario ini, perusahaan dengan dana cadangan atau termin pembayaran panjang mungkin dapat bertahan lebih lama. Namun, bagi perusahaan kecil atau yang operasionalnya sangat bergantung pada pembayaran cepat, situasi ini menjadi tantangan besar.
Harapan untuk Kebijakan yang Lebih Baik
Masalah yang terjadi menunjukkan perlunya perbaikan dalam pengembangan dan implementasi sistem besar seperti Coretax. Beberapa hal yang dapat menjadi pelajaran dari situasi ini:
- Pengujian Sistem yang Lebih Matang
Aplikasi sebesar Coretax seharusnya menjalani pengujian menyeluruh, melibatkan berbagai jenis pengguna, dan mempersiapkan solusi untuk skenario terburuk sebelum diluncurkan ke publik. - Dukungan Teknis yang Cepat dan Efisien
Ketika masalah teknis muncul, penyedia layanan harus memiliki tim dukungan yang responsif dan solusi cepat untuk meminimalkan dampak bagi pengguna. - Komunikasi Terbuka dengan Pengguna
Dalam situasi krisis, transparansi sangat penting. Informasi yang jelas dan terkini tentang perbaikan yang dilakukan dapat membantu mengurangi frustrasi pengguna. - Kebijakan yang Lebih Berpihak pada Pengguna
Pembuat kebijakan perlu memahami dampak keputusan mereka di lapangan, khususnya bagi pelaku usaha yang menjadi pengguna utama sistem seperti Coretax.
Baca juga: Hati-Hati Penipuan yang Mengaku Dari Dirjen Pajak!
Kesimpulan
Coretax hadir dengan visi besar untuk merevolusi sistem perpajakan di Indonesia. Namun, masalah-masalah di awal peluncurannya menunjukkan pentingnya persiapan yang lebih matang dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pengguna.
Semoga di masa depan, proyek besar seperti ini tidak hanya fokus pada inovasi teknologi, tetapi juga benar-benar memberikan solusi yang bermanfaat bagi pengguna. Keberhasilan sebuah sistem tidak hanya diukur dari kecanggihannya, tetapi juga dari seberapa baik sistem tersebut membantu memecahkan masalah di lapangan.