Proses rekrutmen adalah perjalanan yang penuh harapan bagi banyak orang. Kamu sudah melamar pekerjaan, menjalani serangkaian tes, dan berharap mendapatkan kabar baik. Namun, seringkali yang terjadi adalah tidak adanya kabar sama sekali dari pihak HRD setelah tes selesai. Mengapa ini bisa terjadi? Berikut ini adalah beberapa alasan yang mungkin menjelaskan mengapa HRD tidak memberikan informasi kepada kandidat yang gagal.
Daftar Isi
1. Instruksi Atasan dan Alasan Internal Perusahaan
Salah satu alasan yang sering disebutkan oleh HR adalah instruksi dari atasan atau kebijakan internal perusahaan yang tidak mengharuskan mereka untuk memberikan informasi kepada kandidat yang tidak lolos. Di beberapa perusahaan, keputusan untuk tidak mengumumkan kegagalan calon karyawan memang sudah menjadi bagian dari kebijakan. Hal ini juga berkaitan dengan bagaimana mereka mengelola waktu dan sumber daya.
Dalam banyak kasus, HRD merasa bahwa memberi tahu kandidat yang gagal hanya akan membuang-buang waktu. Mengapa? Karena mereka berpendapat bahwa jika seorang kandidat tidak diterima, kemungkinan besar mereka akan berpaling mencari peluang lain, tanpa perlu ada penjelasan lebih lanjut dari HR. Tentu saja, ada juga faktor internal lainnya seperti penurunan permintaan pekerjaan, adanya mutasi, atau bahkan kemungkinan perubahan kandidat yang lebih potensial yang bisa menjadi “Plan A” perusahaan. Jika kamu ternyata menjadi “Plan B”, maka kamu mungkin tidak akan diberitahu sampai mereka membutuhkanmu kembali.
2. Menjaga Kerahasiaan dan Menghindari Drama
Alasan lain mengapa HRD enggan memberikan alasan tentang kegagalan adalah untuk menjaga kerahasiaan standar rekrutmen mereka. Setiap perusahaan memiliki kriteria tertentu dalam memilih kandidat yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dan hal ini sering kali merupakan informasi internal yang tidak dibagikan ke publik, termasuk kepada kandidat yang gagal. Memberikan alasan spesifik terkait kegagalan bisa dianggap sebagai pelanggaran terhadap kebijakan atau rahasia perusahaan.
Selain itu, tidak semua kandidat dapat menerima alasan kegagalan dengan bijak. Beberapa mungkin merasa “ditolak” dan akan menanggapi penjelasan dengan rasa kecewa, bahkan bisa jadi ada yang merasa alasan yang diberikan tidak masuk akal. Ini bisa menyebabkan situasi yang canggung atau bahkan percakapan yang tidak produktif. Jika alasan yang diberikan oleh HR dianggap tidak memadai atau tidak sesuai, ini bisa merusak citra HRD sebagai pihak yang kompeten dalam menilai kandidat.
Selain itu, ada juga kemungkinan bahwa HRD khawatir akan dianggap terlalu keras atau tidak objektif dalam menilai potensi kandidat. Jika kandidat merasa bahwa standar yang diterapkan oleh HR terlalu tinggi atau tidak masuk akal, mereka mungkin menganggap HRD tidak mampu memilih kandidat yang tepat, padahal sebenarnya keputusan tersebut diambil berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan perusahaan.
3. Menghindari Konflik yang Tidak Perlu
Seringkali, HRD memilih untuk tidak memberikan informasi kegagalan guna menghindari konflik yang mungkin timbul. Banyak kandidat yang tidak siap menerima kenyataan bahwa mereka tidak lulus seleksi dan malah akan berusaha menggali lebih dalam alasan mereka gagal. Ini bisa menambah beban kerja HR yang sudah sibuk dengan berbagai tanggung jawab lainnya.
Tentu saja, setiap perusahaan punya cara berbeda dalam menangani masalah ini. Beberapa perusahaan lebih terbuka dan memberikan umpan balik kepada kandidat, sementara yang lain memilih untuk tidak memberikan alasan sama sekali. Hal ini sangat tergantung pada kebijakan internal masing-masing perusahaan serta bagaimana mereka melihat nilai dari umpan balik terhadap calon karyawan.
Baca juga: Aturan Tak Tertulis di Tempat Kerja yang Perlu Kamu Tahu
Bagaimana Tanggapan Kamu?
Sekarang, kamu mungkin lebih memahami beberapa alasan mengapa HRD tidak memberi kabar ketika kamu gagal dalam seleksi. Setiap perusahaan memiliki kebijakan dan prosedur rekrutmen yang berbeda, dan meskipun bisa terasa mengecewakan, penting untuk tetap positif dan terus berusaha. Jika kamu merasa membutuhkan umpan balik untuk pengembangan diri, tidak ada salahnya untuk bertanya dengan sopan kepada HR mengenai aspek yang bisa diperbaiki di masa depan. Namun, penting juga untuk memahami bahwa kadang-kadang mereka mungkin tidak bisa memberikan penjelasan rinci.
Bagaimana menurut kamu? Apakah kamu pernah mengalami hal serupa? Yuk, berbagi pendapat di kolom komentar!