Persaingan kerja untuk posisi programmer saat ini semakin ketat, terutama dengan pertumbuhan jumlah programmer yang signifikan di Indonesia. Persaingan ini terasa lebih intens beberapa tahun setelah masa pandemi COVID-19 berakhir. Mengapa hal ini bisa terjadi dan apa alasan persaingan programmer saat ini semakin ketat, sehingga banyak programmer kesulitan mendapatkan pekerjaan?
Daftar Isi
Jumlah Programmer di Indonesia Meningkat Pesat
Harus diakui, jumlah programmer di Indonesia saat ini melonjak drastis. Mengapa ini bisa terjadi? Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Lulusan Bootcamp
Selain lulusan universitas, kini banyak programmer dihasilkan dari lulusan bootcamp yang semakin banyak jumlahnya. Bootcamp mempromosikan prospek gaji tinggi seorang programmer dan di bantu untuk penyaluran kerja sehingga banyak orang tertarik untuk beralih menjadi programmer. - Lulusan SMK
Banyak lulusan SMK yang tertarik menjadi programmer, terutama dengan semakin banyaknya konten kreator yang membahas dunia coding. - Content Creator
Banyak content creator yang membahas tentang dunia coding dan kehidupan programmer, sehingga semakin banyak orang yang tertarik dan beralih profesi untuk menjadi programmer.
Peningkatan jumlah programmer ini sebenarnya merupakan hal positif karena dapat mengurangi ketergantungan perusahaan Indonesia pada tenaga kerja asing. Namun, mengapa persaingan kerja justru menjadi lebih ketat?
Baca juga: Jumlah Programmer Indonesia Meningkat Pesat, Menempati Posisi ke-9 Di Dunia
Dampak Pandemi COVID-19
Semua ini berawal dari efek pandemi COVID-19. Sebelum pandemi, permintaan tenaga kerja programmer cukup stabil, dan jumlah tenaga kerjanya juga seimbang. Saat pandemi melanda, banyak orang tidak bisa bekerja keluar, sehingga banyak startup muncul sebagai solusi online seperti belanja online dan layanan lainnya.
Dengan semakin banyaknya startup, permintaan tenaga kerja programmer meningkat pesat. Pada masa itu, jumlah programmer masih standar, sehingga banyak programmer yang direkrut oleh startup baru dengan tawaran gaji yang menggiurkan. Ini bisa disebut sebagai masa keemasan bagi programmer.
Namun, setelah pandemi berakhir, kebutuhan pasar pun kembali normal. Solusi online yang sebelumnya diminati mulai menurun penggunaannya. Aktivitas startup yang menurun menyebabkan investor tidak lagi menyuntikkan dana, ditambah lagi dengan kondisi ekonomi dunia yang tidak pasti. Hal ini mengakibatkan banyak startup tutup atau melakukan PHK terhadap karyawan, termasuk programmer.
Selain itu, startup-startup besar yang telah lama membakar uang untuk promosi kini mulai fokus mencari keuntungan. Cara tercepat untuk mencapai profit adalah dengan memangkas jumlah tenaga kerja bergaji tinggi, termasuk programmer.
Mengapa Persaingan Kerja Posisi Programmer Semakin Ketat?
Berikut adalah alasan mengapa persaingan kerja untuk posisi programmer semakin ketat:
- Banyak Startup Menghentikan Perekrutan: Banyak startup yang berhenti melakukan hiring untuk programmer dalam waktu yang tidak ditentukan.
- Banyak Startup Tutup: Banyak startup yang tutup akibat kondisi ekonomi yang tidak pasti dan kurangnya suntikan dana dari investor.
- Jumlah Programmer Meningkat: Jumlah programmer yang meningkat pesat, baik dari lulusan universitas, bootcamp, maupun SMK.
- Programmer Berpengalaman Terkena PHK: Banyak programmer berpengalaman yang terkena PHK sehingga mereka harus bersaing kembali di pasar kerja.
Kesimpulan
Persaingan untuk posisi programmer di pasar kerja saat ini sangat ketat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya startup yang tutup dan melakukan freeze hiring demi mengejar profit. Selain itu, jumlah programmer yang meningkat pesat dari berbagai latar belakang pendidikan juga menambah ketatnya persaingan.
Di tengah kondisi ini, sangat penting bagi programmer untuk terus meningkatkan keterampilan dan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi agar tetap kompetitif di pasar kerja.