Sebanyak 22,5% dari total populasi Gen Z di Indonesia saat ini menganggur. Berdasarkan data terbaru dari Agustus 2023, dari 44,47 juta penduduk Gen Z, sekitar 9,89 juta orang berada dalam kondisi tanpa pekerjaan. Tingginya angka pengangguran di kalangan generasi muda ini tentu menjadi perhatian besar. Apa sebenarnya penyebab tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z dan bagaimana cara mereka tetap bisa menghasilkan uang? Mari kita bahas lebih lanjut.
Daftar Isi
Siapa Gen Z?
Generasi Z, atau lebih dikenal sebagai Gen Z, adalah kelompok yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Di Indonesia, Gen Z umumnya berusia antara 15 hingga 24 tahun. Mereka dikenal sebagai generasi yang tumbuh bersama teknologi, internet, dan media sosial. Namun, meskipun mereka tumbuh dalam era digital yang penuh dengan peluang, mereka juga menghadapi tantangan besar di dunia kerja.
Berdasarkan data pada Agustus 2023, sebanyak 22,5% dari total penduduk Gen Z di Indonesia tidak bekerja. Dalam angka, ini berarti sekitar 9,89 juta dari 44,47 juta penduduk Gen Z masuk ke dalam kategori NEET.
Apa itu NEET?
NEET adalah singkatan dari “No Employment, Education, or Training,” yang mengacu pada mereka yang tidak bekerja, tidak sedang bersekolah, dan tidak mengikuti pelatihan apa pun. Gen Z yang tergolong NEET ini sering kali disebut sebagai pengangguran karena mereka tidak melakukan aktivitas yang produktif baik dalam dunia kerja maupun pendidikan.
Kondisi NEET ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat. Tidak hanya berdampak pada ekonomi negara, tetapi juga bisa menurunkan semangat generasi muda untuk berkembang dan maju.
Tren Pengangguran Gen Z: Naik atau Turun?
Meskipun angka pengangguran di kalangan Gen Z masih tergolong tinggi, ada sedikit kabar baik. Persentase pengangguran Gen Z turun sebesar 0,97% dibandingkan dengan data dari Agustus 2022. Meskipun demikian, dengan hampir 10 juta Gen Z yang masih menganggur, masalah ini tetap membutuhkan perhatian serius.
Berikut ini adalah data pengangguran Gen Z berdasarkan lokasi tempat tinggal dan jenis kelamin:
- Perkotaan: 5,23 juta orang
- Pedesaan: 4,65 juta orang
- Perempuan: 5,72 juta orang
- Laki-laki: 4,16 juta orang
Penyebab Gen Z Sulit Mendapatkan Pekerjaan
Banyak yang beranggapan bahwa Gen Z sulit mendapatkan pekerjaan karena mereka terlalu pemilih. “Halah, Gen Z tuh gengsian, pilih-pilih pekerjaan!” Pernyataan ini sering muncul di masyarakat. Memang benar bahwa banyak dari mereka menolak pekerjaan dengan jam kerja tidak wajar atau kurangnya waktu istirahat yang memadai. Namun, ini hanya sebagian dari alasan mengapa Gen Z sulit mendapatkan pekerjaan.
Faktor lain yang berperan adalah ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki Gen Z dengan kebutuhan industri. Banyak Gen Z yang belum memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja saat ini, terutama dalam bidang-bidang yang sedang berkembang pesat seperti teknologi dan digital marketing. Selain itu, persyaratan pekerjaan yang berlebihan juga menjadi hambatan besar. Banyak perusahaan yang mencari kandidat dengan pengalaman panjang, padahal Gen Z baru saja memulai karier mereka.
Bagaimana Cara Gen Z Menghasilkan Uang?
Meskipun banyak Gen Z yang menganggur, mereka sebenarnya bukanlah pemalas. Faktanya, banyak dari mereka yang memilih jalur lain untuk menghasilkan uang, seperti menjadi freelancer. Profesi ini lebih fleksibel, sesuai dengan gaya hidup yang diinginkan Gen Z. Dengan kemajuan teknologi, Gen Z dapat bekerja dari rumah, memilih project yang sesuai dengan minat mereka, dan mengatur jam kerja sendiri.
Sebenarnya banyak Gen Z yang rajin melamar pekerjaan, tetapi setelah mengalami banyak penolakan, mereka merasa putus asa. Rasa frustasi ini membuat mereka beralih ke dunia freelance yang menawarkan peluang lebih besar untuk mendapatkan penghasilan, meskipun tidak selalu stabil.
Beberapa cara yang sering dipilih Gen Z untuk menghasilkan uang di antaranya adalah:
- Freelance di Bidang Kreatif: Gen Z yang menguasai keterampilan desain grafis, penulisan konten, dan pengembangan website banyak yang memilih pekerjaan freelance di bidang ini.
- Bisnis Online: Banyak Gen Z yang memanfaatkan media sosial untuk menjual produk atau jasa secara online.
- Konten Kreator: Dengan popularitas platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, banyak Gen Z yang berhasil menghasilkan uang dengan menjadi konten kreator.
- Menjadi Tutor Online: Gen Z dengan keahlian khusus sering menjadi tutor online dalam berbagai bidang, mulai dari bahasa asing hingga keterampilan teknologi.
Baca juga: Mengapa Saat ini Mencari Kerja Susah?
Kesimpulan
Tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z memang menjadi tantangan besar, namun bukan berarti mereka malas. Banyak faktor yang mempengaruhi, seperti ketidakcocokan keterampilan dengan kebutuhan industri dan persyaratan pekerjaan yang berlebihan. Meskipun begitu, Gen Z terus berinovasi dengan mencari cara lain untuk menghasilkan uang, seperti menjadi freelancer dan memanfaatkan teknologi untuk berbisnis. Yang jelas, dengan upaya yang tepat, Gen Z dapat mengatasi tantangan ini dan tetap berkontribusi pada perekonomian.