Proses wawancara kerja seringkali menjadi tahapan yang penuh dengan tantangan, khususnya dalam industri teknologi. Setiap pengalaman yang dihadapi oleh para pelamar memberikan pandangan berharga tentang dinamika dan tantangan yang terkait dengan proses tersebut. Baru-baru ini, saya mendengarkan cerita dari seorang rekan saya yang mengalami pengalaman mengejutkan selama proses interview di sebuah perusahaan teknologi. Pengalaman ini mencerminkan masalah-masalah umum yang mungkin dihadapi oleh pelamar dalam menghadapi test coding yang tidak masuk akal.
Daftar Isi
Pengenalan Tugas yang Kompleks
Proses wawancara kerja dimulai dengan lancar, tetapi ketika pelamar diberi tugas coding dengan batas waktu hanya satu hari, segalanya berubah. Awalnya, rekan saya merasa cukup percaya diri karena memiliki pemahaman yang baik tentang penggunaan fullstack JS. Namun, ketika deskripsi tugas diberikan, ia terkejut dengan tingkat kompleksitasnya. Tugasnya mencakup pembuatan aplikasi manajemen karyawan yang melibatkan penggunaan Node JS Express untuk backend, PostgreSQL sebagai database, dan frontend menggunakan Next.js atau React. Selain itu, ia juga diminta untuk mengimplementasikan fitur-fitur seperti login, register, dan CRUD operations untuk profil karyawan, serta penggunaan image data stream dengan Kafka. Tidak hanya itu, tugasnya juga melibatkan pembuatan dashboard admin yang menarik dan fungsional.
Tantangan dalam Tugas yang Tidak Terukur
Kesulitan terbesar yang dihadapi adalah kurangnya gambaran yang jelas tentang apa yang diharapkan dari tugas tersebut. Pelamar hanya diberikan deskripsi teks tanpa adanya flowchart atau gambaran visual lainnya yang bisa membantu memahami tugas dengan lebih baik. Karena itu, meskipun memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup, pelamar merasa terbebani oleh tugas yang begitu kompleks dan tidak terduga. Batas waktu satu hari untuk menyelesaikan tugas semacam ini terasa sangat mengekang. Terutama mengingat jumlah fitur dan teknologi yang harus diimplementasikan. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang keadilan dan realisme dalam proses wawancara kerja, serta pentingnya memberikan test yang sesuai dengan tingkat kesulitan dan waktu yang diberikan kepada pelamar.
Alasan di Balik Kesulitan yang Dihadapi
Ketika rekan saya mengeluhkan kompleksitas tugas kepada pihak yang memberikannya, mereka dengan cepat merujuk pada keberhasilan peserta test sebelumnya yang diklaim mampu menyelesaikan tugas serupa dalam waktu satu hari. Namun, bagi rekan saya, penjelasan tersebut masih tidak cukup memuaskan. Mengerjakan proyek semacam itu dalam waktu satu hari penuh bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi jika bayarannya tidak sesuai dengan standar yang diharapkan. Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan yang serius tentang ekspektasi yang realistis dalam proses wawancara kerja. Bagaimana seharusnya sebuah test coding diatur sedemikian rupa sehingga mencerminkan tantangan nyata yang mungkin dihadapi dalam lingkungan kerja sehari-hari, sambil tetap memberikan kesempatan yang adil bagi semua peserta untuk menunjukkan kemampuan mereka.
Keputusan untuk Menolak Tawaran
Setelah mempertimbangkan dengan seksama, rekan saya memutuskan untuk menolak tawaran tersebut. Pengalaman ini membuatnya berpikir bahwa perusahaan seharusnya memberikan test yang lebih realistis dan terukur. Daripada mengharapkan peserta test untuk menyelesaikan proyek yang begitu besar dalam waktu singkat tanpa panduan yang memadai. Sebaiknya mereka memberikan tugas yang sesuai dengan batas waktu yang diberikan. Menolak tawaran tersebut merupakan langkah yang sulit, tetapi juga penting untuk mempertahankan integritas diri dan menghargai nilai-nilai profesionalisme.
Baca juga: Jumlah Programmer Indonesia Meningkat Pesat, Menempati Posisi ke-9 Di Dunia
Penutup
Kesulitan dalam Interview Test Coding
Menyelesaikan tes coding dalam proses wawancara kerja bisa menjadi tantangan yang mengejutkan bagi sebagian besar pelamar. Pengalaman yang dialami seorang kandidat saat menghadapi tugas coding dapat sangat bervariasi, terutama tergantung pada kompleksitas dan batas waktu yang diberikan. Beberapa perusahaan mungkin menetapkan tugas yang realistis dan terukur, sementara yang lain mungkin memberikan tantangan yang tidak masuk akal, seperti menyelesaikan proyek besar dalam waktu yang sangat singkat.
Pentingnya Test yang Realistis
Penting bagi perusahaan untuk memberikan tes yang realistis dan terukur kepada calon karyawan. Hal ini tidak hanya menciptakan pengalaman yang adil bagi pelamar, tetapi juga membantu perusahaan menilai kemampuan sebenarnya dari kandidat. Memberikan test yang tidak masuk akal atau terlalu rumit dalam waktu yang singkat dapat menimbulkan tekanan yang tidak perlu pada pelamar, dan juga menciptakan persepsi negatif terhadap proses rekrutmen perusahaan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya mempertimbangkan dengan cermat kompleksitas dan batas waktu dari tes yang diberikan kepada pelamar.
Pengalaman ini memberikan pelajaran berharga bagi pelamar kerja dan perusahaan yang terlibat dalam proses wawancara kerja. Tes yang baik adalah tes yang dapat mengukur kemampuan teknis kandidat secara adil, tanpa menimbulkan tekanan yang tidak perlu. Proses wawancara kerja seharusnya memberikan gambaran yang jelas dan realistis tentang apa yang diharapkan dari kandidat, serta memberikan kesempatan yang adil bagi semua pihak yang terlibat. Semoga pengalaman ini dapat menjadi landasan untuk perubahan positif dalam cara industri teknologi mengelola proses rekrutmen dan wawancara kerja di masa mendatang.