Belakangan ini, semakin banyak modus penipuan yang mengatasnamakan instansi resmi, termasuk Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak). Salah satu pengalaman menarik datang dari seseorang yang hampir menjadi korban penipuan dengan modus seperti ini. Ceritanya dapat menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih waspada terhadap trik-trik semacam ini.
Daftar Isi
Kronologi Penipuan
Seseorang menceritakan bahwa ia menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai pegawai Dirjen Pajak. Penelpon tersebut menyatakan bahwa mereka ingin melakukan verifikasi data pribadi. Yang membuatnya meyakinkan, si penelpon menyebutkan NIP dan data lainnya dengan tepat, kecuali alamat yang sudah tidak lagi digunakan.
Karena informasi tersebut terasa valid, ia merasa yakin bahwa penelpon tersebut bukanlah penipu. Bahkan, si penelpon menawarkan bantuan untuk memperbarui data alamat yang tidak up-to-date. Proses ini, menurut mereka, bisa dilakukan melalui video call dan share screen menggunakan handphone.
Langkah Mencurigakan
Saat video call berlangsung, penelpon mengatakan bahwa untuk memperbarui data, korban harus membayar biaya materai online sebesar Rp10.000. Jumlah ini terdengar kecil dan tidak mencurigakan. Namun, keanehan mulai terlihat ketika penelpon mengirimkan sebuah link aplikasi melalui chat di WhatsApp, yang katanya harus diunduh untuk melanjutkan proses.
Ketika link tersebut dibuka, korban diarahkan ke halaman yang menyerupai Play Store. Tanpa berpikir panjang, aplikasi pun diunduh. Namun, saat proses instalasi, muncul notifikasi peringatan bahwa aplikasi ini mungkin merusak perangkat (harmful).
Momen Kesadaran
Di tengah proses tersebut, korban menyadari bahwa link aplikasi yang dikirimkan memiliki alamat yang aneh, yaitu:https://djponlinepajakgoid.com
Ia mulai merasa ada yang salah. Mengapa domain yang digunakan adalah .com, bukan domain resmi pemerintah seperti .go.id?
Setelah menyadari hal tersebut, korban segera menutup panggilan telepon, memblokir kontak penelpon, dan menghindari instalasi aplikasi tersebut. Berdasarkan analisisnya, kemungkinan besar aplikasi tersebut dirancang untuk mencuri data penting, seperti password dan PIN dari mobile banking, setelah berhasil terpasang di perangkat. Jadi jangan sampai anda menginstallnya.
Ciri-Ciri Modus Penipuan
Agar kejadian serupa tidak menimpa orang lain, penting untuk mengenali tanda-tanda modus seperti ini:
- Meminta Mengunduh Aplikasi dari Link Tidak Resmi
Instansi resmi tidak akan mengarahkan pengguna untuk mengunduh aplikasi melalui link chat. Biasanya, pengguna diminta mencari aplikasi langsung di Play Store atau App Store. - Domain Tidak Resmi
Perhatikan alamat website yang diberikan. Website pemerintah Indonesia selalu menggunakan domain resmi seperti .go.id, bukan .com, .cc atau lainnya. - Notifikasi Aplikasi Berbahaya
Jika aplikasi yang diunduh tidak langsung terinstal dan menampilkan peringatan seperti “This app may be harmful,” ini adalah tanda jelas untuk tidak melanjutkan instalasi. - Gunakan Email Gratisan
Modus ini seringkali dilakukan menggunakan email gratisan seperti Gmail atau Yahoo, bukan email dengan domain resmi.
Tips Menghindari Penipuan
Sudah banyak korban yang terkuras rekeningnya karena modus penipuan ini. Untuk melindungi diri dari modus seperti ini, berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:
- Verifikasi Identitas Penelpon: Jangan langsung percaya dengan klaim bahwa mereka berasal dari instansi tertentu. Hubungi kantor resmi untuk memastikan.
- Jangan Klik Link Asing: Hindari mengklik link yang dikirim melalui chat, terutama jika berasal dari sumber yang tidak terpercaya.
- Periksa Alamat Website: Selalu cek apakah domain yang digunakan adalah domain resmi, terutama jika berhubungan dengan instansi pemerintah.
- Hindari Instalasi Aplikasi yang Mencurigakan: Jika ada peringatan bahwa aplikasi mungkin berbahaya, segera batalkan instalasi.
- Laporkan Penipuan: Jika kamu menjadi target penipuan, laporkan kejadian ini ke pihak berwenang, seperti Kominfo atau pihak terkait lainnya.
Baca juga: Penipuan Berkedok Freelance di Telegram dan Whatsapp
Kesimpulan
Kejadian ini menunjukkan betapa canggihnya modus penipuan saat ini. Dengan memanfaatkan nama instansi resmi seperti Dirjen Pajak, pelaku berusaha mendapatkan kepercayaan korban untuk mencuri data pribadi. Maka, selalu berhati-hati, waspada terhadap tanda-tanda penipuan, dan jangan mudah percaya dengan informasi yang terdengar meyakinkan. Keamanan data pribadi adalah prioritas utama.
Source Inspration: Linkedin (Rino Sukmandityo)