Kalian pernah gak sih, berada di situasi dimana kalian bingung mau menanggapi arahan atasan? Entah bingung karena gak enak buat nolak, atau takut salah ngomong karena gak tau jawabannya? Tenang aja, kali ini saya bakal share cara jitu buat menjawab arahan dari atasan kalian tanpa kena omel, tentunya dengan profesional ya!
Daftar Isi
Situasi 1: Deadline
Atasan meminta kalian untuk menyelesaikan laporan penting dengan deadline yang ketat. Tips: Daripada memberi jawaban yang tidak pasti, lebih baik memberikan perkiraan waktu yang jelas kapan laporan tersebut bisa selesai.
Contoh Tipsnya: “Baik, Pak/Bu, Sepertinya saya bisa submit besok pagi jam 9.”
Kalimat ini menandakan kredibilitas kalian dalam menyelesaikan target yang diberikan atasan. Jadi, beneran dikerjain ya, jangan asal janji!
Jangan menjawab: “Nanti saya usahakan ya, Pak/Bu.”
Kalimat ini terkesan tidak pasti dan bisa menimbulkan keraguan pada atasan tentang kemampuan kalian untuk menyelesaikan tugas tepat waktu.
Situasi 2: Tidak Tahu Jawaban
Atasan menanyakan detail tentang project yang belum kalian ketahui. Tips: Daripada langsung mengatakan tidak tahu, lebih baik menunjukkan niat untuk mencari tahu dan memberikan update setelah informasi ditemukan.
Contoh Tipsnya: “Saya konfirmasi/cari tahu dulu ya, segera saya infokan kalau ada update, Pak/Bu.”
Ini akan membuat atasan menilai kalian sebagai orang yang berhati-hati dan dapat diandalkan dalam mencari informasi yang tepat.
Jangan menjawab: “Waduh saya gak tau Pak/Bu.”
Kalimat ini menunjukkan kurangnya inisiatif dan kesan bahwa kalian tidak siap untuk mencari solusi.
Situasi 3: Overload Kerjaan
Atasan memberikan tugas tambahan ketika kalian sudah overload dengan pekerjaan yang ada. Tips: Daripada langsung menolak, lebih baik menjelaskan beban kerja saat ini dan meminta prioritas dari atasan.
Contoh Tipsnya: “Saat ini saya sedang ada 2 pekerjaan yang sedang on process. Kalau ditambah task baru lagi, kira-kira mana yang harus saya dahulukan ya?”
Alih-alih menggunakan “banyak kerjaan”, sebutkan angka spesifik supaya atasan tau kapasitas kita.
Jangan menjawab: “Gak bisa Pak, kerjaan saya udah banyak.”
Kalimat ini terdengar negatif dan menunjukkan ketidakmampuan mengelola beban kerja.
Situasi 4: Melakukan Kesalahan
Kalian melakukan kesalahan dalam tugas yang diberikan. Tips: Daripada menyalahkan instruksi atasan, lebih baik mengakui kesalahan dan menunjukkan komitmen untuk memperbaiki diri.
Contoh Tipsnya: “Mohon maaf atas ketidaktelitian saya. Kedepannya saya akan lebih berhati-hati mengerjakan hal ini, Pak/Bu.”
Dengan demikian, atasan bisa lebih adem dan kalian menunjukkan tanggung jawab atas kesalahan.
Jangan menjawab: “Saya cuma lakuin yang bapak suruh.”
Kalimat ini menunjukkan sikap defensif dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan.
Situasi 5: Ide Tidak Disetujui
Atasan tidak setuju dengan metode atau ide yang kalian usulkan. Tips: Daripada berdebat, lebih baik menerima ide atasan dulu, mengkajinya, dan memberikan feedback berdasarkan data jika ide tersebut tidak sesuai.
Contoh Tipsnya: “Baik, ide dari Ibu akan kami pelajari lebih dahulu.”
Setelah dikaji, jika ide tetap tidak sesuai, sampaikan dengan alasan logis dan data pendukung.
Jangan menjawab: “Tapi kan selama ini saya bikinnya gitu terus, Bu.”
Kalimat ini menunjukkan sikap ngeyel dan kurangnya fleksibilitas dalam menerima ide baru.
Baca juga: Ciri-Ciri Atasan yang Toxic: Kenali dan Ambil Langkah
Tips Umum
Pada dasarnya, atasan juga manusia. Jadi, posisikan diri sebagai atasan dan pikirkan, “kalau saya jadi atasan, saya mau anak buah yang seperti apa?”. Gunakan itu sebagai acuan untuk menjadi star employee. Tetap gunakan kalimat-kalimat sopan dan profesional, baik dengan atasan maupun rekan kerja. Remember, you are what you say.
Dengan menggunakan cara-cara komunikasi di atas, kalian bisa lebih percaya diri dalam menjawab pertanyaan atau arahan dari atasan tanpa takut kena omel. Selamat mencoba dan semoga sukses!
Credit : Linkedin (Pinkan)